Kamis, 24 Desember 2009

askeb persalinan kembar

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.          Latar Belakang

Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (Hartanto, 2008). Tingginya AKI di Indonesia menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas (Saifuddin, 2001).

AKI tahun 2006 di Indonesia 127 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Jawa Tengah mencapai 101 per 100.000 kelahiran hidup sehingga AKI di Jawa Tengah tahun 2006 sudah di bawah AKI nasional (Hartanto, 2006).

Kejadian kematian ibu maternal paling banyak adalah waktu bersalin sebesar 50,09%, kemudian disusul waktu nifas sebesar 30,58%, dan pada waktu hamil sebesar 19,33%. Urutan penyebab kematian ibu dari yang terbanyak adalah perdarahan, eklamsi, perdarahan sebelum persalinan, dan infeksi (Hartanto, 2006).

   Telah lama diketahui bahwa persalinan kembar adalah suatu bidang risiko tinggi dalam ilmu kebidanan. Angka kematian ibu akan meningkat lima kali lebih besar dari pada persalinan tunggal.  Sebagian besar karena faktor tidak diketahui pada proses persalinan, seperti lahir mati, efek prematuritas,dan kelainan kongenital. Pada persalinan pervaginam akan menjadi suatu masalah dengan risiko yang spesifik. Untuk menyelamatkan diperlukan intervensi, seperti terminasi operasi sesar, dengan melihat proses dari persalinannya terlebih dulu (Breeze & Smith, 2004).

Pada wanita hamil kembar akan terjadi distensi uterus yang berlebihan yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini baik aterm maupun preterm. Hal ini dapat menyebabkan risiko infeksi pada ibu dan bayi yang terkadang sulit diprediksi. (Stuebe, 2005).

RSUD Karanganyar merupakan rumah sakit tipe C di daerah Jawa. Menurut data yang diperoleh dari Rekam medik RSUD Karanganyar selama 1 tahun (2008-2009) diperoleh ibu bersalin gemelli sebanyak 14 kasus. Sebanyak 6 (42,8 %) kasus ibu bersalin spontan, 2 (14,4 % ) kasus dilakukan terminasi sesar karena indikasi APH ( Antepartum hemoraggie), dan 6 (42,8 %) kasus dirujuk ke rumah sakit yang  memiliki fasilitas lebih lengkap karena berbagai indikasi.

Studi serupa pernah dilakukan sebelumnya oleh Astri Anggraeny (2008) dari Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. S G3P2A0 dengan Gemelli di RSUD Karanganyardengan hasil akhir persalinan pervaginam tanpa komplikasi. Pada studi kali ini penulis mengangkat ibu bersalin gemelli disertai ketuban pecah dini, hal ini terdapat perbedaan antara studi kasus yang dilaksanakan dengan yang sudah pernah dilaksanakan sehingga menarik untuk diambil kasusnya serta bukan merupakan  duplikasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam studi kasus “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. S G1P0A0Dengan Gemelli disertai Ketuban Pecah Dini”. Penulis berharap dapat mempelajari dan memahami penerapan asuhan yang tepat karena masih tingginya risiko yang dialami pasien. Sehingga, bila di kemudian hari ditemukan kasus serupa dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif sesuai dengan kemandirian bidan.

B.           Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu: Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Gemelli Disertai Ketuban Pecah Dini di VK RSUD Karanganyar?

C.          Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum

         Untuk mempelajari, dam memahami asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

2.      Tujuan Khusus

      Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan asuhan kebidanan yang meliputi:        

a.       Pengumpulan data dasar secara subyektif dan obyektif pada kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

b.      Interpretasi data klien untuk kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

c.       Penetapan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

d.      Penetapan kebutuhan/tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

e.       Penetapan rencana asuhan kebidanan untuk kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

f.       Pelaksanaan tindakan untuk kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

g.      Evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.

h.      Penemuan apakah terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

D.          Manfaat

Manfaat Studi Kasus ini diarahkan untuk kepentingan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan kepentingannya bagi lembaga terkait :

1.      Institusi pendidikan

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini.

 

 

2.      Institusi rumah sakit

         Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan penanganan kasus ibu bersalin dengan gemelli disertai ketuban pecah dini di VK RSUD Karanganyar.

3.      Klien dan masyarakat

            Agar klien maupun masyarakat bisa  melakukan antisipasi dan segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan bila terjadi tanda persalinan dengan gemelli disertai ketuban pecah dini. Sehingga memungkinkan segera mendapatkan penanganan.